Piston Bore Up Favorit!

Penyuka bore up dan stroke up makin menggila. Makanya kini banyak muncul piston aftermarket favorit. Dari buatan FIM hingga Hi Speed yang from Thailand.

Ukuran dan desain mendekati gaya kompetisi. Bahkan seperti kepunyaan spesial engine alias SE. Material yang digunakan lebih kuat.

Asyiknya piston yang baru nongol ini tersedia bukan hanya untuk Yamaha. Tapi juga tersedia untuk Suzuki yang kebanyakan pakai kepunyaan Satrai F-150 untuk drag bike atau balap malam hari.

Material yang digunakan kalau yang buatan FIM lebih kuat. Bahkan proses pengerasan lebih keras dan rigid.

Antara yang buatan FIM dan Hi Speed sudah dilengkapi lapisan teflon. Sehingga bukan saja lebih licin. Tapi, juga lebih halus di soal suaranya. Kalau orang bule bilang tidak noise atawa tidak berisik.

Untuk dome juga lebih jenong. Sehingga bisa atur kompresi. Tinggal papas tingkatan jenong sesuai keinginan. Lebih lengkap lanjut baca tulisan boks. (motorplus-online.com) 

Buat Ninja dan Satria FU-150

Belum lama PT Federal Izumi Manufacturing (FIM)) meluncurkan piston bore up untuk Kawasaki Ninja 250R. Tipenya FIM25.

Standar piston Ninja ukurannya 62 mm dan lubang pen piston 16 mm. Nah, yang diluncurkan FIM versi bore up. Tersedia dua ukuran. “Size oversize 150 dan 200,” jelas Agus Salim, Marketing Department FIM.

Berarti ukuran piston yang tersedia 63,5 mm dan 64 mm. “Setara dengan piston Honda Tiger standar dan oversize 50,” jelas Agus Salim yang berbadan gempal itu.

Untuk ring piston juga sangat mudah dilacak. “Karena dirancang bisa menggunakan ring piston Honda Tiger standar dan oversize 50,” jelas brother yang kerap menyambangi event road race ini.

Enaknya piston ini bisa juga dipakai untuk bore up Suzuki Satria F 150. Karena lubang pen piston Satria F juga sama-sama 16 mm. Kelebihan piston FIM25 dirancang untuk head 4 klep. Sangat cocok di Satria dan Ninja 250R. Dome juga bisa diatur ulang sesuai kompresi yang diinginkan. Piston seharga Rp 250 ribu ini komposisi material yang dikandungnya hampir sama dengan piston racing FIM lainnya. Namun proses pengerasan lebih. Kandungan silicon juga lebih dari biasanya.

Hi Speed Pro

Hi Speed Thailand juga meluncurkan piston yang memiliki desain berbeda. Bentuknya masih seperti piston SE namun pinggangnnya lebih lebar. Ini mungkin bisa juga dipakai untuk harian.

Piston yang dikasih nama jenisnya Hi Speed Pro ini juga tersedia beberapa ukuran. “Dari mulai 58 sampai 68 mm,” kompak Miekeel Tjahjanto dari MC Racing dan Awan dari Ban Speed Galery. Kompak nih yeee...

Untuk ukuran lubang pin juga beragam. Mulai dari ukuran 13,14 dan 15 mm juga tersedia. Sehingga semua merek motor yang beredar, dipastkan hampir bisa pakai.

Perbedaan yang dimiliki piston jenis Pro ini terletak pada bentuk kepala piston. “Lebih jenong sehingga bisa menghasilkan kompresi tinggi,” jelas Miekel dari markasnya Jl. Kebon Jeruk IX, No. 20C, Kota, Jakarta Barat.

Untuk piston jenis Pro ini juga tersedia dua pilihan. Ada yang dilapisi teflon dan ada juga yang tanpa teflon. Tinggal pilih sesuai keinginan mekanik. “Harga yang ditawarkan Rp 450 ribu sudah termasuk piston, ring, pin dan klip,” kabar Miekel yang punya nomor telepon toko (021) 6289637.

Hi Speed R

Piston buatan Hi Speed Thailand ini belum lama nongol. Memiliki desain atau bentuk seperti piston milik special engine atau SE yang langganan dipakai motocross.

Bagian pinggangnya juga lebih sempit. “Sehingga minim gesekkan dengan dinding liner,” jelas Awan Kurniawan dari Ban Speed Galery itu.

Diameter yang tersedia dari ukuran 58 mm sampai 68 mm. Lubang pennya ada yang 13 mm, 14 mm dan 15 mm.

Enaknya, piston ini hanya dilengkapi dua coakan untuk tonjokan klep. Tidak seperti piston Honda CBR yang ada 4 coakan itu. Untuk motor lokal yang kebanyakan hanya 2 klep, seher CBR malah mengurangi kompresi.

Awan juga merinci soal harga. “Satu set sudah termasuk piston, ring, pin dan klip dibanderol Rp 550 ribu,” jelas Awan yang baru buka toko di Jl. Jelambar Aladin, No. 3, Tubagus Angke, Jakarta Barat ini. Memang lumayan mahal tapi, sebanding dengan bentuk dan piston yang ringan ini. Lebih lengkap informasinya silakan tanya Awan yang siap dikontek langsung di nomor 0817-000-8859.

Yamaha 70 mm

Dari sekian piston bore up, piston keluaran Yamaha Thailand ini sangat gede. Ukuran diameter piston mencapai 70 mm. Namun kode di kemasannya seperti untuk Yamaha Fino.

Aneh juga kan? Yamaha Fino kan seher standarnya hanya 52 mm. Bisa jadi untuk Fino versi bore up edan-edanan.

Seher ini punya lubang pen 15 mm. Bisa langsung plek masuk di setang seher milik Fino, Mio atau Nouvo. Namun hati-hati pantat seher bisa ditabok bandul kruk as. Kudu diukur dulu sebelum dipasang. Kalo perlu dibubut dulu biar pas.

Bentuk seher ini kepalanya seperti piston milik Scorpio. Begitupun jarak dari lubang pen sampai puncak seher mirip dengan milik motor Kalajengking itu.

Namun untuk seher segede ini sih enggak perlu jenong. “Kompresinnya juga sudah sangat gede,” jelas Miekel Tjahjanto yang menjual piston ini di rentang harga Rp 550 ribu. Banderol jual segitu tentunya juga sudah termasuk piston, ring, pin dan klip. (motorplus-online.com) 
Penulis : Aong | Teks Editor : Nurfil | Foto : GT

Ini Dia Piston Bore Up Pilihan Buat Yamaha Byson!


Ada cara mudah untuk mendongkrak power Yamaha Byson. Cukup main bore up, kapasitas silinder bengkak dipastikan bakal bikin tenaga mesin juga meningkat drastis.

Biaya yang dikeluarkan juga tidak banyak. Kurang dari sejuta sudah pasti ngacir. Namun untuk dongkrak volume silinder Byson harus menentukan dulu piston yang digunakan.

Mari bertanya pada Ko An alias Andy Mulky dari Cahaya Logam Motor. Mekanik dari Bates, Kreo, Ciledug, Tangerang itu pernah bore up Byson milik Arief Rahmanto dari Tigaraksa, Tangerang.

Menurut Ko An, piston bisa menggunakan milik Honda Tiger atau Scorpio. Kalau untuk harian cukup pakai milik Tiger. Versi aftermarket seperti buatan NPP dijual Rp 132.300. Atau menggunakan piston GL-Pro Neo Tech yang jenong. Namun jenongnya juga harus dipapas malah mubajir. Harganya Rp 137.400.

Harga segitu untuk piston ukuran standar sampai oversize 200. Lebih dari itu sampai oversize 300 dijual Rp 202.000. Dijual satu set termasuk piston, ring, pin dan klip.

Selain lebih murah, “Menggunakan piston Tiger atau GL-Pro Neo menguntungkan. Karena pen piston sama dengan milik Byson. Yaitu 15 mm,” jelas Ko An.

Namun menggunakan piston Tiger lebih tinggi 1mm. Untuk itu, kepala piston harus dipotong (gbr. 1). Supaya tidak nyundul dan tidak nabrak klep.

Kepala piston bagian samping dipotong 0,5 mm. “Sementara untuk bagian tengah, dibikin rada jenong agar kompresi lebih tinggi. Dome piston jadi seperti milik GL Pro Neo Tech,” jelas mekanik beruban yang jago karburator itu.

Selain itu, di kepala piston juga harus dibuatkan coakan. Posisinya disesuaikan letak klep di kepala silinder. Coakan ini dimaksudkan untuk laluan klep agar tidak membentur seher (gbr. 2).

Ko An pakai piston Tiger oversize 200. Diameternya 65,5 mm. Dipadu stroke standar milik Byson yang 57,9 mm. Hasilnya silinder 195 cc. Namun menggunakan piston Tiger, yang perlu diingat pantat piston (gbr. 3). Kudu dipapas 1 mm , khawatir mentok kruk as.

Akibat pemakaian piston gede ini, ruang bakar juga harus dibenahi. Dibuatkan squish mengikuti besarnya diameter piston baru (gbr. 4). Bentuk squish berupa nat seperti di Tiger standar.
 DAFTAR HARGA 
 1. Piston kit NPP  Rp 132.300
 2. Boring diesel  Rp 350.000
 3. Pasang boring  Rp 180.000
 4. Papas seher  Rp 60.000
 5. Paking  Rp 10.000
 6. Squish  Rp 50.000
 7. Pilot-jet  Rp 30.000
 Total  Rp 812.000

BORING DIESEL

Pemakaian piston gede tentunya harus diikuti penggantian boring. Supaya kuat, Ko An menggunakan boring untuk mesin diesel. Harap maklum, harganya mahal.

Boring asli Byson diselimuti aluminium yang menyatu dengan blok. Begitu dipasangi boring diesel, liner aluminium asli Byson juga masih.

Kondisi itu masih menguntungkan, selain mudah melepas panas juga masih bisa masuk ke dalam lubang crankcase standar. Diameter luar boring 73 mm, sedang diameter lubang crankcase 76 mm.

Degan begitu sebenarnya bisa juga menggunakan piston milik Scorpio 70 mm. Diameter luar boring dibikin 75 mm. Tebal boring masih ada 2,5 mm. Namun harus main bos di pen piston karena punya Tiger 15 mm sedang Scorpio 16 mm. Terakhir, Ko An mewanti harus ganti knalpot. Kalo mau ganti karbu sekalian.(motorplus-online.com)
Penulis : Aong | Teks Editor : Nurfil | Foto : Yudi

Paket Bore up Bajaj Pulsar 135, Bisa Saingi Pulsar 180!


Jakarta - Motor batangan versi kompak keluaran Bajaj yang satu ini memang banyak jadi andalan. Mesin 135 cc yang powerful lagi hemat dikemas dengan harga terjangkau. Belum lagi teknologi pengapian ganda dan multivalves yang jadi kelengkapan standar.

Hanya saja, banyak merasa belum puas dengan kapasitas mesin 135 cc yang dianggap tanggung. “Kalau bisa 150 atau 160 cc pastinya bisa bersaing performa dengan sang kakak yang mengusung 180 cc,” jelas Cahyo yang menggeber Pulsar 135 versi bored-up.


Piston Thunder 125 oversize: 50 untuk kapasitas 148 cc (kiri). Bubut noken as pada bagian pinggang untuk akselerasi bawah (kanan)
Lantas apa saja sih, paketan yang bisa dipakai untuk mendongkrak volume mesin? Bicara spesifikasi, Kiki Gustiawan angkat bicara. Pasalnya, Pulsar 135 bored-up milik Cahyo hasil olahan bengkelnya.

Peningkatan kapasitas bisa leluasa karena jarak PCD (pitch circle diameter) Pulsar 135 cukup besar. “Mau pakai piston 60 mm juga masih bisa tanpa harus geser ke-4 stud,” urai Kiki di bengkelnya, Joery Racing di Kebon Jeruk, Jakbar.

Tetapi kalau mau versi harian, silakan bore-up pakai piston Suzuki Thunder 125 oversize 0.50. Bicara dimensi dan ukuran, identik dengan piston Pulsar 135. “Hanya saja, top piston agak nongol sekitar 1,4 mm,” terang Juki, panggilan sayang Kiki.


Paking blok aluminium 1,5 mm agar piston mendem 0,1 mm
Untuk itu, sediakan paking blok alias adaptor aluminium untuk bisa membuat piston mendelep. “Buat paking aluminium setebal 1,5 mm agar piston bisa terbenam sekitar 0,1 mm,” terang pria ramah ini.

Buat Juki komposisi ini sudah pas karena top piston Thunder 125 memiliki desain flat top. Sementara pin piston tak ada masalah karena diameter sama persis dengan Pulsar 135, yakni 14 mm. Selesai sudah, Pulsar 135 langsung meningkat menjadi 152,6 cc bermodal piston 57,5 mm (oversize 0.50).

Tetapi kalau akselerasi tetap galak di putaran bawah, bisa bubut camshaft standar pada bagian pinggang alias LSA agar lebih ramping. “Bubut sedikit saja, paling banter 0,3 mm biar akselerasi terjaga karena kapasitas mesin yang sudah lebih besar,” terangnya.

Dengan perbandingan kompresi 11:1 dianggap masih layak pakai untuk harian dengan bahan bakar premium. Tetapi kalau mau yahud, jejali Pertamax 92 untuk lifetime mesin yang telah menghabiskan dana sekitar Rp 1,4 juta untuk bore-up ini.  (motorplus.otomotifnet.com)
Penulis : KL:X | Teks Editor : AZ | Foto : Aant, KLX

Aplikasi Keihin 28 di Thunder 125, Bisa Tapi Harus Bore Up 150 cc

 
Jakarta - Karburator Keihin tipe PE 28 emang lagi laris manis. Hampir semua besutan yang sudah dioprek, pakai karbu yang awalnya nempel di Honda NSR 150 SP itu. Tak terkecuali pemakai Suzuki Thunder 125.

Kelebihan yang ditawarkan terutama ukuran venturi yang lumayan besar (28 mm), skep model konvensional dan kemudahan pada penyetingan.

Hampir semua mekanik mengakui, mudahnya menemukan setelan karbu yang dijajakan antara Rp 450-650 ribu ini, demikian juga soal ketersediaan spuyer dan jarum skepnya.

Kembali ke Thunder 125. Ternyata untuk memasangnya cukup mudah, namun ada beberapa syarat yang mesti dipenuhi. Seperti dituturkan Aldhie dari Bike Rider Shop (BRS), “Lebih cocok diaplikasi di motor yang sudah bore-up,” urainya. Minimal sudah 150 cc, misal pakai piston Satria FU (62 mm).

Mengapa demikian? Kata Aldhie jika diterapkan di motor standar, efeknya tak terlalu terasa. Malah suplai campuran bahan bakar dan udara jadi berlebihan. “Pasti ada enggak enaknya, bisa atasnya atau bawahnya. Masih lebih enak pakai standarnya,” lanjut pebengkel di Jl. Swakarsa I No.6, Kalimalang, Bekasi.

Nah jika Thunder 125 Anda sudah di-bore-up, boleh ikutan aplikasi. Siapkan karbunya yang bisa didapat speed shop terdekat. Lalu cari kabel gas baru, karena PE 28 model skep jadi beda bentuk ujungnya. Pakai punya apa?

“Cari punya Shogun, namun masih mesti memotong dan ujungnya dibikin ulang pakai solder atau benang yang dilem berdaya rekat kuat,” lanjut Aldie.


Tapi kalau mau yang lebih simpel, bisa pilih cara Jainal Arifin Siregar dari Ucok Motor Speed (UMS). “Pakai kabel gas Honda GL 100 Platina,” tuturnya. Menurutnya panjang sama persis dan tak perlu ubahan pada ujung kabel, “Cuma pemasangan di holder sistem ulir.”

Bila sudah lengkap, lepas karburator standar dengan membuka kedua klem pakai obeng plus. Lalu kabel gasnya dengan kunci pas 10 dan kabel cuk. Jangan lupa juga cabut slang bensinnya.

Masih pakai obeng plus, lanjut melepas kabel gas di holder. Nah pasang kabel gas milik GL 100, karena model ulir langsung putar saja hingga mengencang dan kencangkan murnya pakai kunci pas 14 (gbr.1). Nah lanjutkan pasang karbu di intake manifold (gbr.2), karena panjang karbu sama, pemasangan pun bisa PnP. Kemudian pasang kabel gas di skepnya (gbr.3).

Terakhir tinggal setting karbu, terutama ukuran spuyer. Menurut Aldhie jika pakai piston Satria FU besarnya tak jauh dari kombinasi 42 (pilot jet) dan 122 (main jet). “Kalau open filter main jet bisa 125,” tutupnya. (motorplus.otomotifnet.com)

Bike Rider Shop (BRS) : 021-68866543/0816-1350616
Ucok Motor Speed (UMS) : 0812-9096608

Penulis : Aant | Teks Editor : AZ | Foto : Aant